Pengikut

Jumat, 28 Juni 2013

Tips Sebelum dan Sesudah Bertanding

Hai semua, postinggan saya kali ini tentang tips saat bertanding.Siapa tahu reader disini ada yang mau mengikuti pertandingan seperti PORDA (Pekan Olah Raga Daerah),atau pun yang lebih tinggi seperti PORN ehh salah maksudnya PON.(Pekan Olah Raga Nasional)

Ada perbedaan saat kita bertanding dan sparring.Seperti saat bertanding tidak bisa rileks , gelisah , malu dll. Untuk mengatasinya tentulah dilakukan persiapan sebelumnya.Jangan tiba hari ha-nya baru. Biasanya kan pelatih memberitahukan paling lama sebulan sebelum bertanding. Mari simak Tipsya ada 3 hal yang mempengaruh:


* Psikis

1. Berdoa dan minta restu orang tua
Berdoa dan memintalah restu orang tua supaya perasaan lebih enak. Kalau perasaan enak mainpun jadi lebih enak.

2. Komitmen untuk bertanding dan menang
Sebelum memulai di dalam diri pemain harus ada komitmen untuk menang sebelum masuk kelapangan.dengan adanya komitmen maka akan menyatukan semua visi pemain agar sukses merain misi yaitu menang dalam bertanding.

3. Mempersiapkan perlengkapan
Kemasi perlengkapan pribadi anda sendiri jauh-jauh hari sebelum bertanding. Terutama perlengkapan bertanding seperti seragam, decker, handuk, tempat minum, sabuk, dll.

 * Fisik

1. Jagalah kesehatan dan berat badan
Kesehatanlah yang paling penting karena sekuat apapun orang tapi kalau tidak sehat, tidak akan bisa kuat. Jaga juga berat badan agar tidak melambung tinggi karenakan beberapa peraturan beladiri kan kelasnya atas dibagi atas berat badan.

2. Latihlah power, endurance , speed , dll
Carilah blog memberikan informasi tentang latihan tersebut , seperti yaa blog ini. Print dan terapkan dirumah.Kalau bisa Latihlah power, endurance , speed , dll jangan pas mau tanding aja ya.Harus rutin.

3. Membiasakan diri dalam sparring
Semakin seorang petarung terbiasa dengan situasi sparring, semakin baik performance nya dan semakin tenang si petarung dalam setiap fight yang dilakukannya. Tidak setiap sparring harus selalu full power, kita bisa juga melatih sparring dengan batasan. Gunanya kita bisa lebih fokus melatih teknik-teknik tertentu selain untuk menghindari resiko cedera.

Saran : Cari teman/partner yang bisa diajak kerja sama saat latihan sparring. Kita bisa menetapkan rules sparring yang dilakukan misalnya, sparring dibatasi dimana salah satu partner yang menyerang dan yang lain hanya boleh block dan counter ataupun sekalian berbagi tips. Sparring terbatas ini bisa lebih bermanfaat untuk latihan dengan berbagai partner yang berbeda sabuk/skill maupun perbedaan fisik daripada full power sparring.

 4. Makanan sebelum bertanding.
a. Makan 4 jam sebelum bertanding
sebelum bertanding guna mengisi energi dengan makan makanan yang banyak mengandung karbohidrat 4 jam sebelum bertanding. makan 4 jam sebelum bertanding dimaksudkan agar makana dicerna terlebih dahulu sebelum tanding. jangan makan makanan terlalu pedas guna menghindari perut panas saat tanding.

b. Hindari minuman berenergi.
Minuman berenergi biasanya memiliki kadar kafein tinggi. Bukannya berenergi, jantung malah berdegup lebih keras dan tubuh cepat lelah. Hal yang sama berlaku untuk kopi.

4. Lakukan pemanasan 2 jam sebelumnya.
Ini cukup berguna bila sesampainya di lapangan kita tinggal pemanasan ringan dan sudah siap bertanding. Anda bebas dari cedera, dan tubuh terasa lebih mudah dikendalikan

*Mental

1. Kalahkan rasa takut.
Ini sangat penting, banyak sekali atlet yang takut dengan lawan tandingnya. Padahal lawannya sendiri takut dengannya. Anehkan. Untuk lebih percaya diri lakukanlah cara diatas (psikis dan mental) dengan baik.Jangan berpikir anda akan kalah,tapi pikirkan apa ang terjadi saat anda menang.Tarik napas yang dalam dan buang perlahan dengan rileks

2. Perhatikan napas dan postur.
Jangan menahan napas atau bernapas dengan cepat saat posisi netral. Bernapas yang normal saat posisi netral (saat tidak menyerang atau membalas serangan). Banyak petarung yang posturnya setiap saat tegang sepanjang pertandingan dan sering tanpa sengaja menahan napas saat lawan sebenarnya di luar jarak serang. Menahan napas dan postur badan yang tegang ini akan menguras energy dan membuat gerakan kita menjadi lambat.

Selesai bertanding
Apapun hasilnya, menang atau kalah, itu bukanlah suatu alasan untuk kehilangan etika terhadap orang lain atau diri sendiri. Seorang atlit sejati harus tetap bersikap dewasa bagaimanapun hasil pertandingannya. Menang atau kalah, ia tetap harus menjunjung etika baik pada orang lain atau pada dirinya sendiri. Kata kuncinya adalah: Bersikap dewasa.

Kekecewaan karena kalah, atau euforia karena menang seringkali membuat seorang atlit kehilangan kendali dan bersikap kekanak-kanakan. Boleh saja menikmati kemenangan atau meratapi kekalahan tetapi itu baru boleh dilakukan setelah pulang bertanding. Ketika pertandingan belum selesai, ketika masih ada rekan anda satu tim yang masih bermain, anda harus mengendalikan diri.

1. Istirahat
Pertama-tama yang harus anda lakukan setelah bermain adalah pendinginan (cooling down) dan kemudian beristirahat. Terutama bila setelah itu anda harus bermain lagi. Ganti kaos yang basah karena keringat dengan kaos kering (inilah pentingnya mempersiapkan perlengkapan pribadi), gantung baju seragam (yang mungkin akan dipakai lagi), bereskan kembali peralatan seperti decker, kap protektor dll agar jangan tercecer, karena anda akan membutuhkannya lagi.

Kemudian setelah itu rilekskan pikiran dan tubuh, istirahatlah untuk memulihkan kebugaran. Sama seperti sebelumnya, buat diri anda senyaman mungkin. Kemudian dalam istirahat pun anda butuh fokus. Jangan memikirkan kesalahan atau kelalaian yang baru saja diperbuat dalam bertanding tadi. Terutama bila anda menang dan maju ke babak berikutnya, jangan merasa senang dahulu karena anda masih harus berjuang hingga final. Fokus pada apa yang anda lakukan sekarang: istirahat untuk memulihkan tubuh dan pikiran.
Ini juga berlaku bila ternyata anda kalah atau gagal maju ke babak selanjutnya. Pendinginan tetap harus dilakukan, lalu istirahatlah untuk menjernihkan pikiran. Biasanya memang ada luapan emosi yang berlebihan (sedih atau marah), tetapi pada saat itu istirahatlah sejenak agar otak dapat berpikir rasional, sehingga anda bisa bersikap dewasa dalam menghadapi kekalahan.

2. Etika menang-kalah dalam tim
Entah anda menang atau kalah, anda tetap harus mendukung tim. Bila anda menang, Dukunglah teman anda yang masih bermain, jangan mentang-mentang sudah menang lalu anda berlaku seenaknya, apalagi bila anda bertingkah laku sombong, maka bukan simpati atau penghormatan yang anda dapatkan tapi rasa dengki dan muak.

Sesungguhnya keberhasilan seseorang dalam tim akan mendongkrak rasa optimisme tim secara keseluruhan. Bagi teman anda, disuporteri oleh teman yang menang akan menambah spirit dan kepercayaan diri. Tetaplah berlatih bersama di pagi hari bersama tim, meskipun sebenarnya anda sudah bebas tugas. Lalu tetaplah berada di tempat pertandingan, jangan lantas keluyuran kemana-mana karena akan membuat iri teman yang belum bermain. Jangan mengemasi barang-barang lebih dulu, toleransilah pada yang belum bermain. Tetap kenakan celana silat setiap ke gelanggang, tetap bawalah seragam kalau-kalau pelatih meminta bantuan anda menjadi ofisial. Bantulah atlit, manajer atau pelatih, misalnya membantu mereka pemanasan, memegang jadwal, membeli sesuatu atau apapun, mereka akan sangat berterimakasih.

Contoh-contoh diatas juga berlaku apabila anda kalah. Jangan karena kalah lalu anda bertindak seenaknya. Jangan terhanyut dalam kesedihan atau kekecewaan, karena tim masih membutuhkan anda meskipun anda kalah. Kuasai diri anda, karena emosi negatif yang berlebihan akan membuat atmosfer tim menjadi negatif. Jangan membahas kekalahan dengan teman-teman yang masih bermain, karena hal itu bisa menurunkan semangat. Tetaplah mendukung tim sebaik mungkin hingga pertandingan selesai.


3. Evaluasi

Terkadang memang pelatih mengadakan forum khusus untuk mengevaluasi atlit, atau pelatih menyampaikan evaluasi permainan dalam pembicaraan empat mata yang sifatnya pribadi, atau ada yang sama sekali tidak memberikan evaluasi (biasanya karena pelatih menganggap atlit sudah bisa mengevaluasi permainannya sendiri). Entah pelatih memberikan atau tidak, sebagai atlit anda harus melakukan evaluasi. Evaluasi bisa dilakukan secara mandiri atau oleh pelatih/ofisial.

Evaluasi secara mandiri adalah dengan melakukan monolog dengan diri sendiri. Berbicaralah dengan diri sendiri, bagaimana permainan anda tadi. Berdiskusilah dengan diri sendiri dalam hati sejujur mungkin. Atau anda bisa melakukannya dengan menuliskannya (seperti membuat catatan harian). Intinya, anda melakukan flashback, memutar kembali apa yang telah terjadi. Sebaiknya lakukan evaluasi mandiri dulu kemudian ceklah dengan berdiskusi bersama pelatih atau ofisial anda. Cara yang umum dipakai adalah menanyakan kepada mereka pertanyaan terbuka ”Bagaimana menurut mas/mbak permainan saya tadi?”. Pertanyaan itu akan membuat pembicaraan berlanjut menjadi diskusi. Pembicaraan ini dapat berlangsung pribadi atau dengan kehadiran orang lain (teman setim, manajer atau ofisial lainnya), yang penting lakukanlah dalam suasana yang santai. Bila anda dalam suasana rileks, anda akan lebih mudah menerima masukan.
Yang perlu diperhatikan adalah jangan melakukan evaluasi ketika anda masih merasakan emosi, karena evaluasi itu tidak akan berguna. Ketika masih emosi, anda cenderung tidak objektif menilai diri sendiri. Rasa marah, sesal, kecewa, sedih, dll karena karena kekalahan bisa membuat anda menghakimi diri sendiri sebagai atlit yang payah, kalahan, dan sederet julukan negatif lainnya. Bukan hanya itu, ketika masih merasakan emosi, anda akan menjadi sangat sensitif terhadap kritik. Kritik, saran, bahkan guyonan kecil saja bisa membuat anda semakin minder/rendah diri, atau lebih parah lagi anda anggap sebagai penghinaan.  Ini juga berlaku bila anda menang atau meraih juara. Euforia kemenangan akan membuat anda tidak mampu melihat kesalahan atau kekurangan diri sendiri. Dalam situasi ini, sebagai orang yang berada di puncak pun anda tidak akan bisa menerima kritik saran dari orang lain karena toh anda sudah berhasil. Disini kita akan mudah terlena.

Oleh karena itu istirahatkan pikiran dan tubuh anda dulu hingga anda bisa secara objektif melakukan evaluasi. Tubuh mungkin akan pulih kembali dalam hitungan jam, namun psikis berbeda-beda setiap orang. Ada yang bisa langsung pulih secara psikis dalam beberapa menit, beberapa jam, beberapa hari, atau bahkan beberapa minggu baru bisa berpikir jernih dan rasional. Biasanya ini tergantung kedewasaan dan karakter masing-masing atlit. Jadi tidak masalah bila evaluasi baru dilakukan beberapa hari sepulang dari pertandingan, yang penting tunggulah hingga pikiran anda objektif, tetapi semakin cepat semakin baik. Biasanya pelatih yang baik akan memberika

4. Coment hasil evaluasi anda di blog ini
Berbagi itu indah. Bagilah hasil evaluasi anda di comment ini.

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management